ABSTRAK
Berbagai metode seperti Enzyme-Induced Carbonate Precipitation (EICP) telah digunakan untuk mengurangi penggurunan dan memfasilitasi revegetasi ulang. Studi ini mengusulkan teknik hibrida EICP dan loess untuk stabilisasi pasir gurun. Penambahan loess dapat meningkatkan stabilitas pasir gurun, sementara juga memfasilitasi pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat pasir yang diolah dengan menggabungkan EICP dan loess, termasuk kekuatan permukaan, ketahanan erosi angin, ketebalan kerak, dan retensi air, dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kandungan loess dan konsentrasi larutan sementasi (CS) meningkatkan kekuatan permukaan dan ketahanan terhadap erosi angin. Hubungan eksponensial diamati antara kekuatan permukaan dan rasio erosi, dengan ketahanan erosi optimal tercapai ketika kekuatan permukaan melebihi 180 kPa. Ketebalan kerak berkisar antara 0,5 hingga 2 cm, meningkat dengan konsentrasi CS pada tingkat loess rendah tetapi menurun pada kandungan loess yang lebih tinggi karena permeabilitas yang berkurang. Retensi air membaik dengan konsentrasi CS yang lebih tinggi tetapi menunjukkan sensitivitas terbatas terhadap kandungan loess. Mikroskopi elektron pemindaian mengungkapkan bahwa loess berinteraksi secara efektif dengan kristal kalsium karbonat, membentuk agregat tanah yang lebih besar yang mengisi rongga di antara partikel pasir, sehingga meningkatkan kekuatan permukaan dan ketahanan erosi. Mempertimbangkan kinerja erosi angin dan dampak ekologis, kombinasi kandungan loess di bawah 10% dan konsentrasi CS 0,2 mol/L direkomendasikan sebagai solusi yang hemat biaya dan berkelanjutan untuk stabilisasi pasir gurun di wilayah kering dan semi-kering.
Teknik Hibrida Presipitasi Karbonat yang Diinduksi Enzim (EICP) dan Loess untuk Menstabilkan Pasir Gurun

Tinggalkan Balasan